Hubungi via WhatsApp
Setiap tanggal 22 Oktober, gema Hari Santri kembali mengingatkan kita pada sejarah perjuangan ulama dan santri dalam menjaga kemerdekaan Indonesia. Tahun 2025 ini, tema yang diangkat adalah “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia.”
Tema ini bukan sekadar slogan, tetapi panggilan, bahwa santri hari ini harus menjadi penjaga nilai, pembelajar sepanjang hayat, dan pembangun masa depan.
📖 Dari Resolusi Jihad ke Revolusi Digital
Santri pernah turun ke medan perjuangan dengan doa, semangat, dan ketulusan. Kini, medan perjuangan itu telah berubah.
Jika dulu mereka berjuang dengan bambu runcing dan kitab kuning, maka santri masa kini berjuang dengan pena, pikiran, dan teknologi.
Pesantren bukan hanya tempat menimba ilmu agama, tetapi juga ruang lahirnya generasi yang cerdas, moderat, dan berkarakter. Santri tidak lagi terpaku pada tembok pesantren, mereka menembus batas ruang digital, membawa nilai-nilai Islam yang damai dan beradab.
🌱 Santri di Tengah Tantangan Zaman
Menjadi santri di era sekarang berarti siap menghadapi dunia yang berubah cepat. Tantangan terbesar bukan lagi perang fisik, melainkan perang nilai dan arus informasi.
Santri harus:
Melek literasi digital, agar mampu memilah informasi dan melawan hoaks.
Berjiwa mandiri dan kreatif, agar mampu berkontribusi dalam bidang ekonomi, pendidikan, dan teknologi.
Menjaga akhlak dan moderasi, agar pesan Islam rahmatan lil ‘alamin tetap hidup dalam setiap langkah.
“Santri sejati bukan hanya yang menghafal kitab, tapi juga yang menghidupkan nilai-nilai kitab dalam dunia nyata.”
✍️ Menulis: Jalan Dakwah dan Peradaban
Salah satu bentuk kontribusi nyata santri di zaman ini adalah menulis.
Lewat tulisan, santri bisa berdakwah tanpa harus naik mimbar.
Tulisan bisa menembus jarak, melintasi waktu, dan menginspirasi banyak jiwa.
Itulah sebabnya, Penerbit Maktabain mengajak setiap santri dan pemuda untuk menulis — tentang perjalanan hidup, refleksi, atau nilai-nilai pesantren. Karena setiap kisah santri adalah potongan dari mozaik besar peradaban Islam Indonesia.
🕊️ Meneguhkan Jejak, Membangun Peradaban
Santri adalah simbol keteguhan hati dan kejernihan pikiran.
Dari pesantren, lahir pemimpin, pendidik, dan pemikir yang membawa pencerahan bagi negeri.
Dan kini, tugas santri bukan hanya menjaga warisan, tapi mengembangkan warisan itu menjadi karya.
“Peradaban besar tak dibangun dalam sehari, ia lahir dari kesabaran, ketulusan, dan ilmu yang terus diamalkan.”
🌤️ Penutup
Di Hari Santri 2025 ini, mari kita kembali meneguhkan semangat perjuangan.
Menjadi santri bukan soal status, tapi tentang cara hidup yang berilmu, beradab, dan bermanfaat.
Dari pondok ke dunia, dari pena ke peradaban.
Selamat Hari Santri Nasional 2025.
Semoga setiap langkah kita menjadi bagian dari sejarah kebaikan yang terus hidup.
Penerbit Maktabain
“Ruang Berkreasi, Generasi Literasi”